
Negeri Para Bedebah
-
Ditulis olehFleichia Luvena Araminta
-
Dibuat tanggal
16 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Tambun Selatan
"Di Negeri Para Bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah."
Kutipan tersebut diambil dari blurb novel "Negeri Para Bedebah" garapan Tere Liye yang sekaligus menjadi buku pertama pembuka serial aksi miliknya. Diterbitkan secara berkala mulai dari tahun 2012, pembaca akan disapa dengan sampul merah menyala, dilengkapi ilustrasi beberapa siluet serta bidak catur hitam. Melalui tebalnya 433 kertas yang disusun menjadi satu, kita akan menilik perjalanan Thomas, sang lelaki yang melompat dari satu kota ke kota lainnya hanya dalam beberapa hari saja, sang lelaki petarung sejati yang tak segan melayangkan bogem mentah ke semua orang, sang lelaki yang mencari siapa musang di antara genangan bulu domba—tunggu, memangnya ada domba di sini?
Thomas adalah seorang konsultan ekonomi kelas atas yang pidato singkatnya saja dapat membuat sorak-sorai terdengar dari ribuan pengamat ekonomi, pengusaha, serta jurnalis dari berbagai kantor koran besar. Tetapi, di balik glamor hidup bergelimang harta, Thomas juga terkenal di suatu klub petarung rahasia Jakarta. Ia telah bergulat dengan hampir semua orang dari berbagai kalangan dan pekerjaan. Suatu malam, Thomas yang kelelahan setelah memukul tumbang salah seorang "musuh"-nya di klub, menggerutu kesal kala orang terpercaya milik pamannya tiba-tiba muncul di depan pintu hotel, memandang Thomas keterlaluan serius.
"Bank Om Liem kalah kliring, ia akan masuk penjara sebentar lagi."
Sebenci-bencinya Thomas dengan sang paman, ia tak bisa memungkiri bahwa amarahnya terhadap polisi dan rekannya jauh lebih besar ketimbang dendam yang ia simpan kepada Liem. Maka, Thomas memulai perjalanannya memperjuangkan bank itu, memperjuangkan keselamatan dan wibawa Liem. Tapi, Thomas belum sadar, bahwa petualangan kali ini pun membuatnya memperjuangkan kebenaran dari mayat domba yang dibakar mati oleh para musang.
Novel ini sangat kental dengan aksi. Sedikit adegan berbau romansa sengaja diselipkan oleh Tere Liye, disertai humor sarkastik dan berbagai adegan pemacu adrenalin. Cerita berjalan sangat cepat, dengan total 48 bab tertulis tapi pada kenyataannya, segala tindakan Thomas berlangsung hanya dalam waktu 2 hari setengah. Tere Liye menuliskan "Negeri Para Bedebah" menggunakan sudut pandang pertama, pemakaian sudut pandang ketiga hanya terjadi beberapa kali. Alur novel ini maju-mundur, seringkali saat ada narasi yang membuat pembaca penasaran dan keringat dingin, tetiba narasi beralih pada masa lalu, pada beragam cerita dari Opa, kakek Thomas.
Meski begitu, cerita Opa dan kejadian masa kini yang dilalui Thomas perlahan mulai berkesinambungan membentuk hubungan tali merah yang saling menyangkut satu sama lain. Sehingga pembaca tak akan merasa tertinggal atau bingung, justru kagum karena tokoh Thomas dapat lolos berkali-kali dari bahaya berkat ingatannya yang kuat tentang celotehan Opa. "Negeri Para Bedebah" adalah buku pertama dari serial aksi milik Tere Liye, dikabarkan sekarang seri itu telah berjalan hingga 8 buku. Tapi, meski cerita "Negeri Para Bedebah" masih berlanjut, akhir dari novel ini sendiri sangat memuaskan. Sepandai-pandainya tupai melompat, akan jatuh juga. Begitu pula musang. Sepandai-pandainya ia bersembunyi, akan terkuak juga busuk hatinya.
Akhir kata, novel "Negeri Para Bedebah" sangat direkomendasikan bagi kalian yang ingin mencoba rasanya adrenalin terpacu meski hanya duduk diam terpaku. Buku ini juga akan membawa pembaca untuk menyelam lebih dalam ke dunia para musang biadab pengontrol Negara. Atau setidaknya, setelah mengamati berbagai aksi Thomas, pembaca dapat mulai memilih dan memilah, mana yang patut disebut domba polos tak bersalah, dan mana yang harusnya dijuluki musang-musang bermuka tebal.
0 komentar