book

The Little Prince

0
  • book
    Ditulis oleh
    Oceana Qanita
  • Dibuat tanggal
    17 Sep 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 74 Jakarta

Resensi oleh: Oceana Qanita

"The Little Prince" merupakan sebuah novel fiksi karya Antoine de Saint-Exupéry. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2011 oleh Gramedia Pustaka Utama, dan memiliki jumlah 120 halaman dengan ukuran 13,5 × 20 cm. Antoine de Saint-Exupéry merupakan seorang pilot dan penulis berkebangsaan Prancis. Dirinya telah menerima banyak penghargaan sastra bergengsi dari karya-karya yang telah ia buat, dan The Little Prince (Le Petit Prince) termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia yang konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asing.

Antoine de Saint-Exupéry lahir di Lyon, Prancis, pada tanggal 29 Juni 1900. Ia menjadi pilot pada masa wajib militernya dan bertugas melakukan penerbangan di Prancis dan Afrika Utara hingga tugasnya usai pada tahun 1923. Pada tahun 1926 ia menjadi penerbang pelopor dalam membuka jalur pos menuju koloni-koloni Afrika dan Amerika Selatan yang terpencil menggunakan pesawat-pesawat primitif. Penerbangan dan menulis menjadi elemen yang tidak bisa ia pisahkan dalam hidupnya. Banyak karya telah ditulis berdasarkan pengalaman saat dirinya bertugas di penerbangan. Saat Perang Dunia II pecah dan menyerahnya Prancis pada musim panas tahun 1940, dirinya mengasingkan diri ke Amerika dan menulis buku The Little Prince, sebuah novel kanak-kanak yang membuat namanya melambung tinggi. Beberapa orang mengatakan bahwa novel ini merupakan sebuah autobiografi untuk mengenang masa kanak-kanaknya, atau bahkan merupakan ucapan selamat tinggal kepada kepergiannya yang misterius.

Novel "The Little Prince" menceritakan kisah seorang pilot yang terdampar di tengah Gurun Sahara. Disana dirinya bertemu dengan seorang anak kecil yang menyebut dirinya sebagai pangeran cilik, seseorang yang berasal dari planet yang jauh di luar sana dan berletak di antara banyaknya bintang-bintang yang mengitari luasnya galaksi. Sang pangeran cilik memiliki sebuah misi, yaitu mencari teman. Dirinya berpetualang dari satu planet ke planet lainnya, melihat banyak hal yang dilakukan dan dipikirkan oleh orang-orang dewasa dari planet tersebut namun tidak pernah terpikirkan oleh dirinya. Sang pangeran cilik merasa heran dengan orang-orang tersebut, apakah itu artinya menjadi orang dewasa? Mengukur seluruh hal di dunia melalui angka dan selalu ingin mendapatkan lebih banyak walaupun sudah cukup? Hingga pada akhirnya orang-orang dewasa itu melupakan apa yang mereka cari karena keseriusan mereka, dan yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan yang mereka rasakan. Kisah yang mengajarkan walaupun hidup tidak selalu diiringi canda dan tawa tapi kita masih bisa beristirahat dan menikmati keindahan matahari terbenam, mangapresiasi mekarnya sekuntum mawar, dan mengamati sekelompok bintang yang berkedap-kedip di malam hari. Inilah sebuah kisah cara dunia dilihat melalui mata seorang anak kecil, kisah yang mengajarkan nilai cinta, persahabatan dan tanggung jawab. Sesuatu yang mungkin telah dilupakan oleh banyak orang dewasa.

Novel "The Little Prince" memiliki gaya penulisan yang indah namun dapat memberikan kesan misterius kepada para pembacanya. Perpindahan sudut pandang yang rapi dari orang pertama ke sudut pandang orang ketiga membuat novel ini lebih mudah untuk dinikmati. Meskipun terlihat seperti sebuah karya yang ditargetkan untuk anak-anak, namun novel ini memiliki makna yang sangat dalam sehingga butuh pemikiran yang fokus dan telaten untuk mendapatkan makna sebenarnya dari novel ini. Novel ini memiliki ilustrasi bergambar yang dapat membantu pembaca untuk merasakan sensasi dunia yang ditawarkan dalam novel Antoine de Saint-Exupéry yang satu ini. Dialog di dalam novel ini ditulis dengan sangat elok, setiap kata dan ucapan memiliki tujuannya masing-masing, dan tujuan itu berhasil sampai ke dalam semua hati pembaca yang membacanya. Seluruh tokoh memiliki alasan mengapa mereka harus muncul dalam suatu peristiwa. Walaupun beberapa tokoh tidak memiliki banyak waktu tayang, tetapi mereka telah menyelesaikan tugas mereka dengan sangat baik, yaitu memperkenalkan dunia orang dewasa kepada sang pengeran cilik. Tokoh pangeran cilik dibuat sedemikian rupanya dengan gambaran anak-anak pada umumnya, naif dan lugu. Dirinya tidak akan ragu untuk menyuarakan keheranan dan ketidakpersutujuannya pada sesuatu. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan sebuah taman bunga mawar dan seekor rubah yang mengajarkan kepada dirinya arti persahabatanan yang sesungguhnya. Ia juga bertemu dengan banyak orang dewasa yang memiliki pemikiran yang sangat berbeda dari dirinya. Seorang raja yang ingin menguasai segalanya, seorang pria sombong yang selalu ingin dikagumi oleh semua orang, seorang pemabuk yang ingin merupakan masalah yang ia hadapi, seorang pengusaha yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk menghitung banyaknya bintang di angkasa, seorang tukang pemasang lentera yang sangat patuh pada peraturan yang ada meskipun peraturan itu melelahkan dirinya, dan sebuah ahli ilmu bumi yang mengandalkan seorang penjelajah untuk mendapatkan ilmu yang ia punya. Melihat semua hal itu membuat sang pangeran cilik mendapatkan sebuah kesimpulan. Kesimpulan bahwa orang dewasa menjadikan sebuah angka sebagai skala kebahagian mereka, menjadikan aturan yang ada mengekang diri mereka, dan menjadikan diri mereka sebagai budak dari keserakahan dan kesombongan dalam hidup mereka. Semua hal itu ia ceritakan kepada seorang pilot yang terdampar di gurun sahara. Seorang pilot yang dulunya juga merupakan seorang anak kecil yang memiliki cara pandang berbeda dari orang dewasa. Pertemuannya dengan pangeran cilik mengajarkan bahwa meskipun kebanyakan orang dewasa telah menjadi dewasa di banyak hal, namun terkadang anak kecil dapat meilihat banyak hal lebih baik daripada orang dewasa itu sendiri.

Sebuah pesan dan nilai moral merupakan salah satu hal untuk memutuskan apakah suatu novel layak dibaca atau tidak. Novel ini menjadi suatu tamparan bagi orang dewasa yang lebih mementingkan material dan kekuasaan daripada mengapreasiasi hal-hal disekitar mereka. Kebiasaan yang mereka lakukan saat mereka dewasa membuat mereka tidak menyadari bahwa mereka mengajarkan kepada anak-anak mereka suatu hal yang dapat membuat mereka kehilangan kreativitas dan rasa empati mereka. Anak-anak adalah refleksi dari orang tua mereka sendiri. Jika orang tua melakukan dan menormalisasikan suatu hal yang dianggap tidak baik bagi anak-anak, maka pada saat dewasa nanti mereka akan membuang semua rasa keheranan dan empati mereka dan melakukan suatu hal yang mereka anggap salah saat mereka masih anak yang polos dan lugu. Menurut mereka itulah definisi menjadi "orang dewasa".

Meskipun bahasa yang ada di novel ini terasa sulit bagi sebagian orang untuk dipahami, namun jika pembaca melihat dan membaca kembali lebih dalam maka pembaca akan mengerti arti sebenarnya dari novel ini. Disarankan kepada pembaca untuk membaca karya lain dari Antoine de Saint-Exupéry agar mengenal lebih dalam mengenai penulis ini. Perlu diketahui bahwa semakin banyak buku yang dibaca maka semakin banyak ilmu yang didapatkan.

Judul Buku The Little Prince
Penulis Antoine de Saint-Exupéry
ISBN 9786020323411
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2011
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 120

0 komentar

Buat komentar