
Anak-anak Pangaro
-
Ditulis olehSyirli Aura Hapifah
-
Dibuat tanggal
20 Sep 2024
-
Sekolah
SMP Negeri 13 Bandung
Nun Urnoto El Banbary, sebagai pemenang harapan dalam Lomba Menulis Novel Remaja pada 2013. Naskah “Anak-anak Pangaro” ini adalah hasil karyanya yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai. Sudah banyak buku fiksi ataupun non fiksi yang terbit. Salah satunya buku ini. Bagaimana tokoh anak anak dalam cerita ini memiliki tujuan mulia untuk melestarikan pulau tempat kelahirannya. Dengan semangat yang menyalanya tokoh tokoh ini mengembalikan pulau tersebut.
Ummi Salamah, sebagai salah satu yang dulunya warga di Pulau Raja, yang para penduduknya sedang dalam kebodohan, kemaksiatan, dan kemelaratan itu membuat Tuhan menurunkan laknatnya sehingga menyebabkan seisi pulau itu mengalami kekeringan. Ummi sendiri yang merupakan anak madrasah aliyah merasa ia bersama teman temannya; Rahayu, Zainal, Maslahah, Untung, dan Haryadi pulau itu harus bercampur tangan mereka.Anak-anak yang dijuluki Pangaro yang berarti keberuntungan itu mencari berbagai cara untuk mengembalikan pulau itu. Ia terus membaca buku-buku di perpustakaan mencari berbagai cara. Teman satu madrasah dan satu pulaunya Fatah, menceritakan semua masalah yang terjadi di pulaunya pada gurunya. Ummi tak menyangka bahwa Fatah akan menceritakan semua itu sekaligus merasa lega.
Akhirnya guru itu memberi bantuan dana serta meminta bantuan kepala sekolah dan osis untuk memberangkatkan sekitar 30 orang dari sekolah menuju pulau itu. Sesampainya disana, melihat keadaan kampung halamannya benar benar tidak seperti dulu. Untuk mendapatkan air, para penduduk harus mengambil air dari sumur yang jaraknya cukup jauh. Mereka langsung melakukan tujuan utamanya, yaitu menghijaukan pulau dengan menanam sejuta pohon. Masyarakat juga kembali dirangkul dan diajak ke jalan yang lebih baik. Ketika waktu berlalu, itulah hasil dari semua jerih payah mereka. Pulau mereka kembali, pulau tempat dimana kesenian merupakan bagian tinggi dari desa di pulau itu. Dimana para penduduk kembali berzikir berjamaah, dimana maksiat sudah jarang terjadi lagi. Setelah target mereka tercapai, mereka semua kembali ke perahu untuk ke tempat asal mereka. Dengan rasa senang dan lega, mereka berharap pulau ini akan terus seperti ini, Pulau Raja.
Buku ini benar-benar bagus untuk dibaca dari anak anak hingga dewasa. Banyak sekali makna dari buku ini, beberapa yang bisa kita ambil adalah; kita harus menjaga lingkungan sekitar kita, jangan melupakan tuhan dan jauhi maksiat, saling mengingat kan satu sama lain untuk kebaikan, mempererat tali persaudaraan, tidak mudah menyerah pada hidup, dan sebagainya.
Kelebihan buku ini ada pada bahasa yang mudah di pahami dan ada beberapa kata yang menggunakan bahasa daerah, sehingga mendapat sedikit pengetahuan. Banyak juga bagian cerita yang menonjolkan tentang agama islam. Kekurangannya menurut saya ada pada kurangnya gambar, sehingga kita harus benar benar membayangkan atau mengimajinasikan cerita tersebut.
Buku ini benar-benar bagus yang memiliki banyak inspirasi, pesan moral, dan nasihat bijak. Kita juga secara tak langsung belajar untuk melestarikan lingkungan. Buku ini sangat cocok dibaca oleh berbagai kalangan usia. Karena makna-makna dari cerita ini bermanfaat untuk kehidupan nyata. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca.
0 komentar