book

RONGGENG DUKUH PARUK

0
  • book
    Ditulis oleh
    Ani Firdayanti
  • Dibuat tanggal
    30 Sep 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur

Novel Ronggeng Dukuh Paruk ini menceritakan kehidupan yang ada di desa terpencil bernama Dukuh Paruk. Dulunya, di desa Dukuh Paruk ini terdapat nenek moyang yang menjadi orang paling dipercaya dan dihormati masyarakat. Setelah nenek moyang ini meninggal, penduduk desa di Dukuh Paruk ini masih memuja kuburan nenek moyang tersebut. Bahkan, penduduk juga menjadikan kuburan tersebut sebagai kiblat kebatinan dan kepercayaan mereka.

Tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini yaitu Srintil yang sejak kecil sudah yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia keracunan tempe bongkrek Bersama beberapa penduduk lainya. Sejak masih bayi, Srintil dirawat oleh kakek dan neneknya. Kakek Srintil meyakini bahwa sejak kecil Srintil ini sudah kerasukan indang ronggeng. Kakeknya percaya bahwa Srintil dilahirkan sebagai Ronggeng dengan restu arwah Ki Secamenggala. Anggapan inilah yang membuat Srintil akhirnya disuruh menjadi ronggeng. Kakek Srintil kemudian membawa Srintil ke Kartareja menemui dukun ronggeng untuk memperlihatkan bakat dari cucunya tersebut. Kakek Sakarya menyerahkan Srintil ke Kartareja untuk menjalani syarat-syarat menjadi calon ronggeng di desa Dukuh Paruk. Di desa Dukuh Paruk ini, ronggeng memang menjadi suatu kebanggaan. Bagi pedukuhan kecil, dan miskin ini ronggeng merupakan suatu lambang kehidupan.

Jika ada salah satu orang yang bisa menjadi ronggeng, masyarakat setempat di sana akan ikut bangga melihat orang tersebut. Sudah 12 tahun lamanya desa yang menumpukan kebanggannya kepada ronggeng ini tidak memiliki ronggeng karena meninggal. Melihat Srintil yang digadang-gadang akan menjadi ronggeng, semangat kehidupan di Dukuh Paruk ini Kembali menggelora. Menjadi ronggeng artinya harus siap menjadi milik semua orang, menghibur dan melayani semua kalangan.

Tahapan awal untuk menjadi ronggeng, Srintil harus mandi kembang di depan cungkup  makam Ki Secamenggala. Dalam tahapan-tahapan untuk menjadi ronggeng di desa Dukuh Paruk ini, ada salah satu tahapan yang berat harus dilalui oleh calon ronggeng tersebut yaitu Buka Kelambu. Di umurnya yang masih sangat belia, Srintil harus rela menerima ritual Pelelangan Keperawanannya. Buka kelambu merupakan malam dimana calon ronggeng akan memberikan kesucian nya kepada laki-laki yang berhasil memenangkan sayembara dengan memenuhi syarat yang biasanya berupa nominal uang dan emas. Kartareja sebagai dukun ronggeng yang merawat Srintil lah yang akan memutuskan siapa pemenang dari lelang keperawanan ini.

Srintil mempunyai sahabat yang bernama Rasus, mendengar hal ini Rasus sungguh sangat tidak setuju dengan keputusan Srintil menjadi seorang ronggeng, terlebih Srintil harus melewati prosesi buka kelambu. Namun sayang, keputusan telah diambil oleh Srintil. Srintil sebenarnya hanya ingin menjadi seorang ronggeng yang bisa menghibur banyak orang tanpa harus menjalani hal semacam ini. Namun karena tradisi yang ada di desa itu mengharuskan adanya buka kelambu, Srintil terpaksa harus mengikuti itu semua tanpa bisa menolaknya.Pada malam buka kelambu itu harusnya Srintil hanya melayani satu orang tamu saja.

Namun karena pada saat itu ada pertengkaran yang terjadi antara Dower dan Sulam yang memperebutkan keperawanan Srintil, Nyai Kartareja memanfaatkan kondisi ini dan mengatur siasat agar keduanya bisa menikmati kemenangan sayembara itu. Nyai Kartareja juga bermain licik memanfaatkan beberapa lelaki hidung belang untuk menikmati tubuh Srintil, dengan tujuan agar mendapatkan pundi-pundi harta yang lebih banyak. Sebelum melayani tamu-tamunya, diam-diam Srintil keluar dari kamarnya menuju belakang rumah Kartareja karena Srintil tau ada Rasus yang sedang berusaha menggagalkan prosesi itu, tapi sayang Rasus tidak bisa berbuat apa-apa. Srintil kemudian memaksa Rasus untuk menggaulinya, Srintil lebih rela jika keperawanannya itu hilang oleh Rasus.

Setelah itu, Rasus yang kecewa pergi meninggalkan desa Dukuh Paruk. Sedangkan Srintil menjadi seorang ronggeng yang sangat dikenal. Kecantikannya yang menggoda membuat banyak kalangan berebut ingin menikmati bermalam dengan Srintil. Baik dari kalangan masyarakat biasa, hingga dari pejabat-pejabat daerah. Cerita ini berlanjut dengan kisah  malapetaka politik tahun 1965, yaitu menyeret Dukuh Paruk ke dalamnya. Mereka divonis sebagai pengkhianat negara sehingga daerahnya dibakar, ronggeng beserta para penabuh calung ditahan negara. Bahkan orang-orang yang ditahan ini harus menyandang status “tapol”.

Rasus bekerja di pasar Dawuan, ia yakin bahwa Srintil tidak dapat dimiliki seutuhnya. Dari situlah Rasus bertemu dengan Sersan Slamet dan Kopral Pujo. Rasus mulai mengenal lingkungan tentara dan rasus ikut bertugas menangani perampok di berbagai desa. Orang yang paling berperan dalam memiliki keahlian mucikari handal yaitu Nyai Kartareja. Hampir seluruh masa remaja Srintil dihabiskan oleh hal tersebut. Sedangkan dalam adat istiadat yang ada di Dukuh Paruk ini, seorang ronggeng tidak diperkenankan untuk menikah karena akan menjadi akhir dan karir tersebut hancur serta desa tersebut akan mati. Singkat cerita, Srintil mulai memberontak dan tidak ingin menjalani kegiatannya lagi sebagai ronggeng. Nyai Kartareja ini bermaksud untuk mengubah hidupnya. Gemilang harta yang ia miliki tidak membuatnya bahagia. Srintil hanya ingin menjalani kehidupan layaknya perempuan pada umumnya, menikah dan menjalankan rumah tangga.

Kelebihan dari novel Ronggeng Dukuh Paruk banyak sekali nilai-nilai moral untuk pembacanya. Ahmad Tohari menuliskan nilai kemanusiaan untuk menghormati perempuan. Dengan menggambarkan tokoh utama Srintil yang semangat untuk keluar dari hitamnya zaman saat itu. Dimana saat itu, perempuan harus diperbudak untuk memenuhi hawa nafsu lelaki. Selain itu, penulis juga menggambarkan tokoh perempuan dengan sangat detail. Kekurangan pada novel ini yaitu, penulis menceritakan novel dengan bertele-tele. Kemudian suasana desa juga diceritakan dengan sangat detail tapi keluar dari alur cerita novel. Novel menjadi tidak konsisten bahkan jenuh untuk dibaca. Penulis juga banyak menggunakan kata-kata kasar dan adegan yang 18+ atau adegan belum waktunya untuk dilakukan.

Judul Buku RONGGENG DUKUH PARUK
Penulis AHMAD TOHARI
ISBN 978-602-061-377-2
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2020
Penerbit GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Jumlah Halaman 408

0 komentar

Buat komentar