
KKN DI DESA PENARI
-
Ditulis olehAni Firdayanti
-
Dibuat tanggal
16 Oct 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur
KKN di Desa Penari adalah sebuah novel yang bernuansa horor dan memikat saya sebagai pembaca dengan kisahnya yang menarik dan penuh misteri. Dalam novel ini menceritakan ada enam mahasiswa dan mahasiswi di antaranya, Bima, Ayu, Widya, Nur, Anton, dan Wahyu melakukan KKN di daerah Jawa Timur disana ada sebuah desa terpencil yang letaknya di tengah-tengah hutan. Desa tersebut ternyata masih menyimpan adat nenek moyang mereka terhadap alam lain. Mereka bisa masuk dan menempuh KKN di desa tersebut melalui perantara dari Pak Prabu.
Tugas mereka berenam menjalankan KKN di desa tersebut untuk melakukan penelitian budidaya jagung dan memperbaiki perairan yang selama ini jadi pemandian warga. Karena desanya yang sangat terpencil desa ini belum mengenal listrik. Akses untuk keluar masuk transportasi masih sangat ribet karena harus melewati banyak hutan. Sebelum mereka berenam memulai KKN, enam mahasiswa dan mahasiswi ini tadi telah diingatkannya tentang sebuah pantangan, harus bisa menjaga sikap maupun ucapan. Serta enam mahasiswa dan mahasiswi tersebut dilarang untuk memasuki kawasan yang ditandai dengan gapura mini beserta sesaji.
Novel ini didasarkan pada kisah nyata yang terjadi, namun penulisnya dengan bijak mengubahnya menjadi cerita fiksi. Di Dalam novel ini tidak ada kejadian ataupun karakter yang sama persis dengan kenyataannya. Tetapi secara keseluruhan novel ini mampu menggali esensi cerita yang asli. Membutuhkan waktu 30 menit dari kota untuk menuju desa terpencil itu, karena harus melewati banyak hutan.
Saat motor melaju kencang menembus hutan. Widya mendengar suara tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tanpa diduga, Widya melihat
seseorang menari dengan penuh semangat ditengah malam yang gelap gulita. Sosok tersebut bergerak mengikuti irama gamelan dengan sangat lincah. Tidak hanya Widya yang mengalami hal aneh, ternyata temanya yang bernama Nur juga merasakan hal yang sama. Nur disuguhi pemandangan yang menyeramkan dimana Nur melihat sosok makhluk hitam tinggi besar dengan kedua tanduk besar di kepalanya.
Biasanya masyarakat Jawa menyebutnya dengan genderuwo. Sosok itu berdiri di atas batu besar sambil menatap Nur dengan muka marah. Misteri semakin terungkap jelas ketika Widya dan teman-temannya sampai didesa setelah 30 menit perjalanan. Atap rumah di desa tersebut terlihat samar-samar dengan cahaya yang meskipun temaram tetapi masih bisa terlihat oleh mata mereka. Dari kejadian-kejadian aneh yang telah terjadi, mereka mulai menyadari bahwa desa ini menyimpan rahasia gelap dan menakutkan. Cerita horor dalam novel ini mempunyai tokoh sentra sebagai jin, yaitu bernama Badarawuhi.
Badarawuhi sudah mengincar Widya sejak perma kalinya Widya dan teman-temannya memasuki wilayah hutan. Karena Widya memiliki darah dingin yang disukai oleh banyak jin. Dalam novel ini, faktanya badarawuhi mampu mengompor-ngompori Bima dan Ayu untuk mendapatkan keinginannya dengan cara yang salah dan jauh dari kata lurus. Sehingga cerita ini diakhiri dengan tragis dan mengenaskan, Bima dan Ayu keduanya meninggal beberapa bulan kemudian. Kelebihan dari novel ini yaitu, memiliki alur cerita yang mencekam dan penuh misteri. Karakter yang kuat dan mendalam. Dari segi dialog menggunakan bahasa jawa. Novel ini juga masih memiliki kekurangan yaitu, ada beberapa bagian alur cerita yang terburu-buru sehingga beberapa kejadian tidak mendapatkan penjelasan.
0 komentar