
Titip Rindu Untuk Ayah
-
Ditulis olehElbastyan Nugraha Putra Indradi
-
Dibuat tanggal
06 Oct 2024
-
Sekolah
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MATARAM
Ada kisah yang begitu menyentuh hati, tentang seorang anak yang harus berjuang di tengah kerasnya dunia. Kisah ini akan membawa kita pada perjalanan hidup seorang anak yang bernama Jabah, seorang pemulung yang penuh semangat dalam kehidupannya yang keras dan selalu berusaha untuk mencintai ayahnya tanpa syarat.
Di tengah bayang-bayang kekerasan dan ketidakpedulian ayahnya, tumbuh benih cinta yang begitu dalam di hati Jabah. Bagaimana mungkin seorang anak bisa begitu mencintai orang tuanya yang seringkali malah membuatnya menderita? Novel ‘Titip Rindu Untuk Ayah’ karya Terry Oktav ini, menghadirkan paradoks cinta yang kompleks dan mengundang perenungan pada diri sendiri.
Jabah tak akan pernah mampu memilih akan lahir dari rahim Ibu yang mana atau memilih siapa yang akan menjadi Bapaknya, namun waktu mengajarkan bahwa hidup memang baru bisa memilih saat dirinya telah dilahirkan. Bagi Jabah Bapak adalah sosok Ayah sekaligus Ibunya, yang ia akan selalu bangga pada setiap teguran yang diterima dan bahagia pada setiap pujian yang didapatkan.
Mungkin Tuhan memang memberi Jabah takdir seperti ini. Menjadi seorang anak yang kerap menangis dan bersedih, meski senyum dan tatapan mata penuh cahaya itu selalu mencoba menutupinya. Ketika mereka bangga pada sosok seorang Ibu, maka Jabahlah yang akan berdiri paling depan untuk mengungkapkan betapa bangganya dia pada Bapaknya.
Jika ada kehidupan lain setelah ini. Jika Tuhan memberi Jabah hidup lagi dari awal. Percayalah! Jabah akan hidup dengan tetap memilih menjadi anak ayahnya. Seperti saat ini. Jabah menghabiskan sisa hidup hanya untuk bersamanya, di sini, di dunia ini hingga surga kelak. Jabah bahagia menjadi anak Ayahnya. Rasa sayang Jabah terhadap ayahnya terbukti dengan kalimat :
“Semenjak kepergian Bapak. Aku tidak pernah menangisinya. Karena Bapak akan lebih bahagia jika melihatku tersenyum. Bahagianya Bapak sudah lebih dari cukup untukku” – (hal. 245)
Ucapan inilah yang membuktikan rasa sayangnya untuk ayahnya yang begitu besar, dia selalu ingin bersama ayahnya. Jabah tinggal di dalam rumah kardus. Disini, Jabah memiliki banyak teman, seperti Laily, Rohman, Rohim, Amsori, Delta, Nduk, dan Arifin. Dia dan Laily selalu memulung di dekat pasar, dimana dia bisa menemukan banyak botol plastik bekas dan butiran beras. Biasanya, Jabah dan Laily memulung sampai jam 6 sore, kemudian menukarkannya menjadi uang di rumah Pak Maryoto, Setelah itu mereka biasa membeli makanan di warung Bu Berli.
Jabah dan teman-temannya bersekolah di sekolah yang dibuat dan diajar langsung oleh Mbak Icha. Sekolah ini ditujukan untuk anak dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Setelah Magrib, Jabah dan kawan kawannya mengaji di masjid, mereka dibimbing oleh Ustad Malik. Jabah sering dipukul ayahnya dengan tongkat kayu disebabkan seperti terlalu malam pulang, tidak membawa banyak makanan, ataupun prasangka buruk darinya.
‘Titip Rindu Untuk Ayah’ karya Terry Oktav adalah sebuah novel yang mampu menyentuh hati dan menggugah pikiran kita. Penulis berhasil menggambarkan secara nyata kehidupan anak jalanan dan kompleksitas emosi manusia. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan banyak pelajaran hidup tentang cinta, pengorbanan, dan kekuatan manusia untuk bertahan.
Buku ini berhasil menggambarkan kehidupan anak jalanan dengan jujur dan menyentuh perasaan, menggiring pembaca untuk lebih peduli pada permasalahan sosial mengenai isu-isu penting seperti kekerasan dalam rumah, kemiskinan, dan ketidakadilan. Namun demikian beberapa bagian cerita dari novel ini terasa terlalu mudah untuk ditebak dan kurang memberikan kejutan. Selain Jabah, karakter lain seperti teman-teman pemulung atau tokoh antagonis lain terasa kurang dikembangkan.
Kisah Jabah adalah sebuah pengingat bahwa cinta tidak selalu datang dalam bentuk yang sempurna. Cinta bisa tumbuh dalam kondisi yang paling tidak memungkinkan, bahkan di tengah penderitaan. Novel ini mengajak kita untuk lebih menghargai setiap hubungan dalam hidup kita dan belajar untuk memaafkan.
39 komentar
karya resensinya begitu menyentuh hati
tetap menyala bro, buat lagi karya yang lain
Walaupun ini kisah sedih dan emosional, tapi saya suka...
Cerita nya bagus indah tentang seorang ayah
ini kutipan yang bagus "Cinta bisa tumbuh dalam kondisi yang paling tidak memungkinkan"
teruslah berkarya, karena ananda berbakat dalam menulis resensi, semangat!
penasaran dengan cerita lengkapnya buku ini
kisahnya sedih, tapi saya suka
bagus sekali resensinya, tetap semangat menulis ya
resensimu keereeeen bro, LANJUTKAN KARYAMU!!!
Resensinya bagus ,serta bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca.
Kerenn
Baguss
Keren
Menarik
Mantap
Dari resensinya sudah bisa digambarkan bahwa buku ini ceritanya mengharukan
bagus karyamu sudah bisa ditampilkan di sini
ikutan sedih setelah baca ini
resensinya mudah dibaca
Sambil nangis bacanya
Jadi sedih baca resensinya
Mudah dipahami
Bagus dan keren
Sangat realistis
ceritanya mengharukan
Sangat realistis
Keren
good
Mudah dimengerti
Keren
nice
alur penceritaan resensinya bagus