book

Alster Lake

0
  • book
    Ditulis oleh
    Elvira Raisya Julfi
  • Dibuat tanggal
    14 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 3 SAMARINDA

" I've been in my darkness time, then the veil of the light came to me, and that was you." -Alster Lake, 110.

 

Manis dan ringan. Itulah dua kata yang pantas menggambarkan novel berjudul Alster Lake. Dengan nama salah satu danau di kota Hamburg, Jerman sebagai judulnya, pembaca tentu membayangkan bahwa buku ini akan memuat tentang danau tersebut. Benar saja, Alster Lake menceritakan tentang seorang pria yang hatinya tertambat pada danau itu, pada Hamburg, dirinya berhasil membawa seorang perempuan ke danau tersebut, menceritakan seluruh kisahnya di sana. Kisah lain yang manis itupun bermulai di Alster.

 

Alster Lake karya Auryn Vientania berawal dari Alternative Universe (AU) yang dia unggah di Twitter atau X pada laman akunnya. AU tersebut kemudian terbit pada tahun 2021 melalui penerbit Bukune dengan kode ISBN 9786022204251 dan tebal 254 halaman. Buku berdimensi 13x19 cm ini dijual dengan harga Rp99.000 di pulau Jawa, namun dapat dibeli dengan harga yang lebih murah di Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) atau saat sedang beruntung. 

 

Alster Lake menceritakan tentang Alea Khiar yang kehilangan buku kesukaannya di perpustakaan umum, untungnya seorang pria bernama Dean Bjorn menemukan buku miliknya dan mengembalikan buku berjudul Alster Lake itu kepadanya, tanpa Alea sadari bahwa yang melakukan hal itu adalah Dean Bjorn, Dean yang sama dengan yang telah menulis buku kesukaannya. Sejak saat itu, semesta terus mempertemukan mereka secara sengaja maupun tidak sengaja. 

 

Kisah mereka menjadi sangat manis saat Dean mengajak Alea untuk pergi ke Hamburg dan mengunjungi danau Alster, tempat yang paling istimewa di hati Dean. Danau itu indah, seindah kisah mereka yang akan terjadi setelah hari itu di tepi danau Alster.

 

Novel dengan tema romansa yang comforting ini ditulis dengan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami. Penulis pintar sekali dalam memilih kata-kata yang puitis untuk mendeskripsikan setiap adegan di dalam novel ini. Tokoh Dean Bjorn adalah tokoh pria yang paling menarik di sepanjang buku yang pernah saya baca. Mengapa demikian? Karena dia digambarkan sebagai pria yang tidak segan untuk mengekspresikan isi hatinya, kesedihan, serta ketakutannya. Ketika peradaban memutuskan untuk mencap pria sebagai mahkluk kuat yang tidak boleh menangis atau menampakkan sisi lemahnya pada wanita, Dean Bjorn tidak terikat oleh aturan tak berdasar itu. Dia tidak segan untuk menangis di depan Alea, atau bahkan menampakkan bahwa dia sedang takut. Karakter Dean Bjorn membuat hati saya hangat, karena akhirnya setelah hati saya terbiasa dihantam oleh karakter pria yang keras dan tidak pernah menangis di trilogi The Poppy War yang sebelumnya saya baca, akhirnya saya bisa merasakan kehangatan lagi dari tokoh Dean Bjorn. Pria itu membuktikan bahwa pria berhak untuk menangis. 

 

Karakter Alea juga karakter yang menarik, dia bukan perempuan yang akan menghakimi sekadar karena Dean takut pada petir atau bersedih karena ayahnya, tapi dia merangkul pria itu, menguatkannya, memberi tahu bahwa semua akan baik-baik saja dan dia akan selalu ada untuk Dean. Sungguh, kedua karakter utama di Alster Lake bisa dibilang sangat menarik, terutama Dean Bjorn. Mereka menghidupi novel Alster Lake selayaknya lampu-lampu di sekitar danau Alster di kota Hamburg, Jerman. 

 

Kalian tidak akan bosan saat membaca Alster Lake, selain karena ceritanya yang manis bak permen dan lembut bak awan, beberapa halaman di novel ini memuat ilustrasi sesuai adegan yang sedang terjadi, ilustrasi-ilustrasi cantik ini berhasil membuat pembaca lebih baik lagi dalam mengimajinasikan adegan yang sedang terjadi. Selain itu, di beberapa halaman juga terdapat bubble chat seperti AU Twitter yang menjadi variasi. Novel ini cocok sekali untuk mereka yang tidak terbiasa atau tidak suka dengan novel yang hanya dipenuhi oleh narasi tanpa hal lain. Novel dengan judul danau di kota Hamburg ini tentu memuat beberapa kata dalam bahasa Jerman, chapter-chapter yang ada saja memakai bahasa Jerman seperti eines, zwei, fünfzhen, zwanzig, dan lain-lain untuk penunjuk angka. Sayangnya ekspektasi saya tentang bahasa Jerman sangat jauh, saya pikir saya bisa belajar tentang bahasa Jerman di sini, atau setidaknya melihat kata-kata yang telah saya pelajari di sekolah, tapi ternyata percakapan dalam bahasa Jerman dari novel ini bisa dihitung dengan jari.

 

Selain itu saya kecewa dengan penulis yang tidak membahas lebih lanjut mengenai Eugene Bjorn, ayah dari Dean. Padahal pria itu adalah alasan di balik Dean menulis buku Alster Lake. Saya berekspektasi kalau Dean akan bercerita pada Alea lebih lanjut tentang ayahnya, bagaimana rutinitas mereka dahulu di danau Alster tempat ayahnya mencari nafkah, atau sekadar cerita di akhir hayatnya. 

 

Di Alster Lake juga terdapat beberapa huruf yang hilang di beberapa kata yang tersebar di novel ini. Contohnya seperti nama Dean yang berubah jadi Dea di salah satu halaman. Juga terdapat beberapa perubahan ukuran font yang saya rasa tidak perlu dilakukan di buku ini. Jika itu digunakan untuk menyoroti quotes atau percakapan khusus, saya rasa cukup ditulis dengan ukuran font yang sama seperti yang lain, karena tidak semua mata dapat menerima perubahan font yang tiba-tiba itu. Beberapa halaman juga sulit dibaca karena tulisan di halaman sebelumnya timbul dan membentuk bayangan ke halaman tersebut. Semoga hal ini dapat menjadi evaluasi bagi penerbit Bukune dan penulis Auryn Vientania itu sendiri.

 

Perlu diakui bahwa Alster Lake adalah cerita yang sangat ringan dan manis. Akhir dari cerita ini gantung dan akan mengundang pembaca untuk membaca buku selanjutnya yakni Turning Page. Lagu-lagu seperti instrumen klasik, "Je te laisserai des mots" dan "Somewhere Only We Know" akan sangat pas untuk menemani pembaca menyusuri setiap halaman Alster Lake

 

Salam Literasi.

 

 

 

 

 

Judul Buku Alster Lake
Penulis Auryn Vientania
ISBN 9786022204251
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2021
Penerbit Bukune
Jumlah Halaman 254

0 komentar

Buat komentar