
Pulang
-
Ditulis olehElvira Raisya Julfi
-
Dibuat tanggal
30 Jul 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
Judul: Menurutmu, Apa Makna di Balik Kata Pulang?
"Kadang kala, kita butuh kembali pulang dan melepaskan segala kegilaan hidup yang telah kita peluk erat. Tapi kemana kita pulang? Dan sebenarnya apa makna di balik kata pulang?"
Buku Pulang pertama kali terbit pada tahun 2015 dari penerbit Republika, Pulang kemudian pindah penerbit dan cetak ulang ke-delapan dengan cover baru pada penerbit Sabak Grip Nusantara pada Oktober 2022. Novel ketiga dari serial aksi ini memiliki kode ISBN 9786239554507 dengan tebal halaman 395 halaman dan dimensi 20 CM. Yang menarik dari buku ini, Pulang memiliki 3 cover berbeda sejak awal terbit, saat ini buku Pulang yang beredar di pasaran sendiri bersampul sebuah rumah panggung di tengah padang ilalang yang gersang dan sedikit kecoklatan. Untuk versi penerbit Sabak Grip sendiri, Pulang dihargai Rp89.000 di pulau Jawa.
Pulang mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang karakter bernama Bujang. Dia lahir dan menghabiskan masa remaja awalnya di talang—desa kecil dekat hutan bersama dengan kedua orang tuanya, Samad dan Midah. Kehidupannya di talang jauh sekali dengan teknologi atau semacamnya, dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk melihat seperti apa dunia luar selama 15 tahun pertama dalam hidupnya. Tapi kemudian hidupnya berubah, tepat setelah dia dibawa oleh Tauke Muda, sahabat sekaligus saudara angkat dari Samad ayahnya untuk pergi ke ibu kota provinsi.
Bujang diberikan fasilitas yang sangat memadai di sana. Tauke Muda—yang kemudian baru Bujang ketahui sebenarnya dia dipanggil Tauke Besar oleh orang-orang— bahkan sampai mendatangkan guru dari Amerika untuk mengejar ketertinggalan Bujang selama 15 tahun tanpa mengenyam bangku sekolah. Tauke Besar memiliki misi membawa keluarga Tong hingga mancanegara, dan Bujang adalah permulaan yang tepat untuk menghasilkan orang-orang berpendidikan sekaligus tangguh di keluarga Tong. Selain didatangkan guru dari Amerika, Bujang juga didatangkan guru bela diri dari berbagai belahan dunia, Filipina hingga Jepang. Semua dilakukan oleh Tauke Besar untuk pengembangan keluarga Tong.
Bujang tumbuh menjadi pria yang tangguh dan kuat, dia adalah penyelesai masalah tingkat tinggi di keluarga Tong yang kemudian dikenal dengan julukan Si Babi Hutan. Bertemu dengan orang-orang yang dianggap penting oleh masyarakat adalah hal biasa untuknya, tentu saja itu sulit dipercaya jika kita melihat fakta bahwa dia berasal dari pedalaman bukit barisan di Sumatra sana.
Buku Pulang adalah buku pertama bagi karakter Bujang. Bertemakan tentang pencarian jati diri, Bujang dihadapkan dengan konflik batin yang teramat kacau, sementara dia juga dihadapkan oleh konflik lain sebagai penyelesai masalah tingkat tinggi dari keluarga Tong yang telah bermain di taraf internasional. Selain itu, Bujang juga berjuang untuk mempertahankan keluarga Tong dari seorang musuh dalam selimut. Pengkhianatan demi pengkhianatan akan banyak kita temukan di serial aksi.
Gaya bahasa yang digunakan penulis untuk novel ini cukup mudah dimengerti, walau memang ada beberapa kata tentang ekonomi bayangan yang harus dipahami betul-betul oleh pembaca agar dapat memahami jalan cerita dengan baik.
Alur yang digunakan dalam novel Pulang sendiri adalah alur campuran berapa alur maju-mundur. Kita harus terbiasa dengan perubahan waktu yang tiba-tiba di setiap pergantian chapter-nya. Alur mundur kebanyakan berisi tumbuh kembang Bujang hingga sampai seperti ini, sedangkan alur maju didominasi dengan masalah yang sedang Bujang dewasa hadapi saat ini
Pulang memiliki kelebihan di gaya bahasanya yang lebih sederhana daripada dua buku sebelumnya. Memang benar ada beberapa istilah di dunia ekonomi bayangan yang sulit untuk dipahami oleh orang-orang biasa seperti kita. Namun novel Pulang didominasi oleh adegan aksi fisik, dan adegan seperti ini tentu tidak membutuhkan kata-kata yang sulit untuk dimengerti, bahkan seharusnya adegan aksi fisik seperti itu harus ditulis dengan bahasa yang sederhana agar pembaca dapat membayangkannya dengan baik.
Konflik batin yang dialami oleh Bujang sendiri menambahkan bumbu-bumbu kepada jalan cerita. Pembaca juga akan ikut bertanya-tanya tentang apa sebenarnya makna pulang, dan benarkah kata pulang itu adalah makna yang sebenar-benarnya ada dan bukan hanya ungkapan semu semata? Pembaca yang dapat menempatkan posisi mereka di posisi Bujang pasti akan sangat memahami konflik batin yang dialami Bujang.
Sayangnya, bagi pembaca yang telah terbiasa dengan alur cepat yang intens dari dua buku sebelumnya yakni Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk, membaca Pulang mungkin akan sedikit membosankan. Karena pembahasan yang dibahas di novel Pulang jauh lebih banyak daripada yang dibahas di dua novel sebelumnya. Jika dibandingkan dengan waktu dalam Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk yang hanya beberapa hari saja dengan waktu dalam Pulang yang memakan waktu bertahun-tahun dari usia Bujang remaja hingga dewasa, tentu membawa perubahan besar bagi para pembaca.
Namun sebaliknya bagi pembaca yang lebih menyukai alur lambat, Pulang akan sangat cocok untuk mereka, jauh lebih cocok jika dibandingkan dengan Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk yang memiliki alur cepat.
Menurut saya sendiri, Tere Liye sengaja memilih alur yang lambat agar dapat membangun cerita. Hal ini berhasil bagi saya. Berbeda jauh dengan Thomas yang kisah hidupnya hanya diceritakan sebagian dan dengan cepat, saya mengetahui betul bagaimana proses Bujang agar dapat menjadi penyelesai masalah tingkat tinggi di keluarga Tong, hal ini membuat saya merasa lebih dekat dan mengenal karakter Bujang dengan baik.
Kesimpulannya, Pulang adalah awal dari segalanya. Pulang baru awal dari perjuangan Bujang di dunia shadow economy, dan perjuangan pemuda talang bukit barisan itu akan berlanjut ke buku-buku selanjutnya di serial aksi. Bujang berhasil menyelesaikan masalahnya dengan baik di Pulang, dia berhasil menemukan makna pulang. Tapi apakah dia akan menyelesaikan masalahnya dengan baik di novel selanjutnya? Kita dapat mengetahui hal itu setelah membaca lanjutan dari Pulang, yakni Pergi.
Salam Literasi.
0 komentar