book

PENGAKUAN PARIYEM

0
  • book
    Ditulis oleh
    Ani Firdayanti
  • Dibuat tanggal
    16 Oct 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur

Prosa lirik pangkuan pariyem berlatar zaman dahulu. Pada zaman itu mengisahkan kehidupan seorang perempuan yang bernama Pariyem. Pariyem merupakan gadis yang lahir di Wonosari, Gunung Kidul, sebuah desa di perbatasan timur Yogyakarta Pulau Jawa. Pariyem mengaku sebagai katolik sebuah identitas keagamaan yang lumrah bagi kalangan disana setelah menginjak usia 66 tahun untuk menghindari kecurigaan sebagai komunis.

Keluarga Pariyem merupakan salah satu keluarga besar yang dekat dengan seni kerakyatan. Ayah Pariyem bekerja sebagai pemain ketoprak, dan ibunya sebagai sinden. Pada era tahun 1980-an maraknya Petrus (penembakan misterius) tentang politik di Jakarta menjadikan keluarga Pariyem yang tidak tahu apa-apa harus mengalami penindasan dan hidup menjadi petani biasa, dari seniman ke buruh tani. Karena kesenjangan ekonomi menjadikan Pariyem memberanikan diri untuk keluar dari gunung kidul dan meninggalkan orangtua serta ketiga adiknya untuk menuju kota Ngayogyakarta.

Pariyem bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga bangsawan yang bernama Raden Tumenggung Cokro Sentono. Seperti pembantu pada umumnya, Pariyem dilakukan dengan baik dan adil dirumah majikanya. Disana Pariyem banyak belajar tentang tatacara dan kehidupan dengan para bangsawan. Disana Pariyem juga dikenalkan dengan Raden Bagus Ario Atmojo putra dari Ndoro Kanjeng Cokro Sentono serta gadis putrinya yang bernama Wiwit Setiowati.

Singkat cerita, dalam masa pengabdiannya, Pariyem menjalin interaksi asmara dengan Raden Bagus Ario Atmojo. Asmaranya yang membara membuat Pariyem terpengaruh oleh rayuan dari Raden Bagus Ario Atmojo untuk melakukan hubungan seksual. Setelah melakukan hubungan seksual itu, beberapa bulan kemudian Pariyem hamil. Orang pertama yang mengetahui kehamilan Pariyem adalah Wiwit Setoawati yang merupakan adik dari Raden Bagus Ario Atmojo.

Menanggapi kehamilan Pariyem yang merupakan hasil interaksi hubungan seksual dengan anaknya itu, Ndoro kanjeng memutuskan bahwa ia bisa menyelesaikan masalah secara damai dan penuh tanggung jawab. Pariyem tidak mendapatkan hak sebagai seorang istri dari Raden Bagus Ario Atmojo. Akan tetapi, anak yang ada di rahim Pariyem akan dinafkahi oleh Raden Bagus Ario Atmojo sampai anak itu lahir hingga dewasa. Meskipun Pariyem tidak dinikahin dan tidak mendapatkan hak sebagai seorang istri Pariyem tetap tabah dan sabar.

Keluarga Cokro Sentono memberikan syarat bahwa Pariyem harus tinggal di rumahnya yang terletak diwonosari, gunung kidul selama hamil hingga melahirkan. Setelah anaknya menginjak usia satu tahun, Pariyem harus meninggalkan anaknya di Wonosari dan kembali bekerja dirumah keluarga Cokro Sentono. Pariyem menyetujui syarat yang diberikan itu, akan tetapi, batin seorang ibu paling berat jika harus meninggalkan seorang anak. Oleh karena itu Pariyem rela datang dan pergi bolak-balik ke Wonosari-Yogyakarta setiap bulan atau bahkan setiap minggu demi menjenguk anak tunggalnya.Keluarga Cokro Sentono meminta syarat bukan tanpa alasan. Tentu saja karena anak Pariyem dan Raden Bagus Ario Atmojo merupakan anak diluar nikah. Keberadaan anak ini serta hubungan antara Pariyem dan Raden Bagus bisa mengancam wibawa keluarga Cokro Sentono. Dalam novel ini secara tidak langsung menggambarkan suatu fenomena derajat keluarga antara masyarakat kelas atas dengan kelas bawah. Dalam novel ini juga menceritakan betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan seorang perempuan.

Kelebihan dari novel ini yaitu, pengorbanan seorang ibu yang begitu sangat besar. Novel ini juga mengisahkan ketidakadilan yang harus dijalani oleh seorang wanita, terlebih seperti Pariyem yang hanya seorang pembantu. Novel ini identik dengan budaya jawa. Serta penggunaan bahasa jawa yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Adapun kekurangan dari novel ini yaitu, ada beberapa kalimat yang kurang saya pahami.

Judul Buku PENGAKUAN PARIYEM
Penulis LINUS SURYADI AG
ISBN SCOOPG10949
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2013
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia
Jumlah Halaman 332

0 komentar

Buat komentar