book

Funiculi Funicula

0
  • book
    Ditulis oleh
    Elvira Raisya Julfi
  • Dibuat tanggal
    24 Jul 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 3 SAMARINDA

"Kenyataan tidak akan berubah sekeras apapun kau berusaha mengubahnya di masa lalu."

 

Identitas: 

Novel Funiculi Funicula yang memiliki judul lain Kohii No Samenai Uchi Ni dan Before the Coffee Gets Cold adalah novel terjemahan yang ditulis oleh penulis Jepang, novel terjemahannya terbit pada 2021 dari Gramedia Pustaka Utama. Novel ini ditulis oleh novelis Toshikazu Kawaguchi yang juga menerbitkan kelima buku lainnya di series yang sama. Buku ini memiliki kode ISBN 9786020651927 dan dijual dengan harga 70 ribu di pulau Jawa.

 

Pendahuluan: 

Funiculi Funicula adalah novel pertama karya Toshikazu Kawaguchi yang diadaptasi dari pertunjukan teater garapannya sendiri bersama 1110 Production. Pertunjukan teater tersebut sukses memenangkan penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Kesepuluh. Funiculi Funicula adalah asian-lit yang banyak direkomendasikan oleh pembaca karena ceritanya yang menarik dan bahasanya yang tidak sulit untuk dimengerti.

 

Sinopsis: 

"Sebelum kopinya dingin." Adalah kata terakhir yang kamu dengar sebelum kamu merasakan tubuhmu bergoyang-goyang bak uap di kopi panas yang baru saja dituangkan di cangkirmu, dan setelah itu kamu akan memulai perjalanan mengarungi dimensi waktu. Kopi tersebut dituangkan oleh pelayan bernama Kazu Tokita di kafe bawah tanah kota Tokyo, Funiculi Funicula. Benar, di tempat ini melakukan perjalanan waktu bukanlah sesuatu yang mustahil, kamu bisa pergi ke masa lalu atau masa depan, walau kamu dipaksa mentaati peraturan yang akan membuatmu berpikir dua kali untuk pergi.

 

Kafe bawah tanah ini adalah bisnis keluarga yang sekarang dimiliki oleh Nagare Tokita. Beberapa waktu lalu, kafe ini viral setelah kisahnya diliput oleh media, yakni dapat membawa orang ke masa lalu hanya dengan menduduki salah satu kursi yang ada di sana. Banyak sekali orang pergi ke kafe itu untuk membuktikannya, tapi kebanyakan dari mereka keluar dengan perasaan kecewa setelah mendengar peraturan-peraturan yang harus mereka taati agar bisa pergi ke masa lalu.

 

Tapi segelintir orang tak mudah menyerah, dan akhirnya mereka benar-benar bisa melakukan perjalanan waktu. Seorang perempuan yang menemui kekasihnya sebelum kekasihnya pergi ke Amerika, seorang istri yang menemui suaminya sebelum sang suami menderita alzheimer dini, seorang kakak yang menemui adiknya yang telah mati karena kecelakaan, serta seorang Ibu yang pergi ke masa depan untuk menemui putrinya yang tak bisa dia besarkan.

 

Orang-orang itu mengarungi dimensi waktu untuk menemui orang yang mereka sayangi, walau pada akhirnya kenyataan tak bisa berubah. Lalu sebenarnya apa yang membuat mereka ingin melintasi waktu? Jawabannya akan kamu dapatkan setelah membaca buku ini.

 

Analisis:

Funiculi Funicula ditulis dengan bahasa yang sedikit filosofis namun masih cukup mudah untuk dipahami, tentu saja hal itu tidak lepas dari campur tangan alih bahasa yang telah menerjemahkan novel ini dari bahasa Jepang. Karakter-karakter yang ada di novel memiliki sifat yang berbeda-beda dan kompleks, sehingga pembaca memiliki kesan yang berbeda-beda pula kepada mereka semua. 

 

Contohnya saja Kazu yang digambarkan sebagai karakter yang dingin dan datar, namun sebenarnya dia sangat peduli kepada orang-orang. Lalu Kei yang mudah iba dan berhati lembut, namun dia tahu betul bagaimana caranya untuk menjadi bahagia. Penulis juga benar-benar mencurahkan perhatiannya kepada karakter-karakter yang berhasil mengarungi waktu, latar belakang mereka, sifat mereka, bahasa tubuh mereka, benar-benar diperhatikan oleh sang penulis.

 

Satu hal yang tidak akan bisa kita dapatkan di novel-novel karya penulis Indonesia, kebanyakan nama karakter di buku ini ditulis dengan nama keluarga, dan beberapa lainnya ditulis dengan nama depan.

 

Evaluasi: 

Peresensi bingung apakah ini dapat disebut sebagai kelebihan atau kekurangan, tapi dari 4 cerita yang ada di novel ini, 3 di antaranya membuat sang peresensi menangis tersedu-sedu. Ketiga cerita perjalanan dimensi waktu yang kamu baca di cerita ini akan mengundang tangis di matamu, apalagi ketika kamu ingat bahwa kenyataan tidak akan bisa diubah oleh mereka yang telah mengarungi dimensi waktu. Yang paling sedih menurut peresensi adalah cerita tentang Ibu yang pergi ke masa depan untuk menemui anaknya yang hanya bisa dia lahirkan tapi tidak bisa dia besarkan karena kehamilan tersebut telah merenggut masa hidup sang Ibu yang menderita lemah jantung.  

 

Selain ceritanya yang membuat orang-orang melankolis menangis, kelebihan novel ini terdapat di gaya bahasanya yang mudah dipahami, dan latar belakang setiap karakter dijelaskan secara rinci, sebab satu karakter yang mengarungi dimensi waktu akan diceritakan dalam bab yang berbeda dengan karakter lainnya. Hal ini tentu menjadi poin plus untuk Funiculi Funicula. 

 

Sampul dari buku ini didominasi warna earth tone yang elegan. Saat kamu melihat buku ini dari kejauhan, kamu akan dapat mengenali kalau itu adalah Funiculi Funicula dari sampul bukunya. 

 

Kekurangan dari novel ini yang paling sering saya rasakan sendiri adalah kebingungan akan jenis kelamin dari seorang tokoh, tentu saja itu tidak akan dialami oleh pembaca yang sudah sering membaca novel atau manga Jepang dan familiar dengan nama-nama Jepang. Contohnya saja tokoh Kazu, yang awalnya saya pikir ia adalah laki-laki dengan rambut sedikit panjang, ternyata dia adalah seorang perempuan.

 

Selain itu terdapat beberapa kalimat yang tidak pas di novel ini, serta terdapat beberapa paragrafnya yang memiliki gap aneh yang saya rasa tak seharusnya ada di dalam novel. Selain kedua hal itu, saya tidak menemukan kekurangan lainnya dari Funiculi Funicula. 

 

Penutup:

Jika memang kamu bisa pergi ke masa lalu, apakah kamu akan melakukannya? Dan jika kafe itu benar-benar ada di dunia nyata, sanggupkah kamu menunggu kursi istimewa yang dapat membawamu ke masa lalu itu kosong? Jika iya, siapa yang ingin kau temui di masa lalu tersebut? 

 

Funiculi Funicula adalah novel pertama dari series karya Toshikazu Kawaguchi. Buku lainnya yang telah diterjemahkan sendiri adalah Funiculi Funicula: Kisah-kisah yang Baru Terungkap serta Dona Dona. Selain ketiganya, buku lainnya masih belum diterjemahkan. Kalau kamu menyukai Funiculi Funicula, kamu harus mempertimbangkan untuk membaca lanjutannya. 

 

Salam Literasi.

 

Judul Buku Funiculi Funicula
Penulis Toshikazu Kawaguchi
ISBN 9786020651927
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2021
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 224

0 komentar

Buat komentar