
Negeri di Ujung Tanduk
-
Ditulis olehElvira Raisya Julfi
-
Dibuat tanggal
30 Jul 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
Judul: Misi Penyelamatan Negeri dari Kangkangan Mafia Hukum
"Themis adalah lambang hukum dengan mata tertutup kain melambangkan keadilan, neraca melambangkan keseimbangan, dan pedang melambangkan keberanian. Lalu bagaimana jika mata itu tak tertutup kain, neraca itu berat sebelah, dan pedang itu tumpul ke atas?"
Negeri di Ujung Tanduk adalah novel kedua dari serial aksi sebagai sekuel dari Negeri Para Bedebah. Negeri di Ujung Tanduk terbit pada 2013 melalui penerbit Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, lalu pindah penerbit ke Sabak Grip Nusantara masih dengan tebal 360 lembar dan dimensi 20 CM. Buku ini memiliki dua ISBN yakni versi buku fisik dan juga versi buku digital. ISBN versi fisik adalah 9789792294293 dan ISBN digitalnya adalah 9786020362106.
Negeri di Ujung Tanduk adalah sekuel atau lanjutan dari Negeri Para Bedebah yang fokus ceritanya berbeda. Di Negeri Para Bedebah, kita semua tahu kalau Thomas adalah konsultan keuangan top dunia yang piawai dalam merekayasa sesuatu, melakukan restrukturisasi, atau bahkan melarikan buronan yang tak lain dan tak bukan adalah pamannya sendiri. Tapi di Negeri di Ujung Tanduk, kita akan diperkenalkan oleh pekerjaan baru Thomas sebagai konsultan politik.
Negeri di Ujung Tanduk bertutur tentang misi penyelamatan seorang calon presiden, klien dari perusahaan konsultan politik milik Thomas yang dirinya anggap sebagai calon presiden yang ideal, bersih, dan dapat mewujudkan sistem pemerintahan yang lebih baik daripada yang dipenuhi oleh serigala berbulu domba. Thomas yang dahulu pernah melarikan pamannya tentu tidak asing lagi dengan misi penyelamatan "Bapak Presiden". Tapi dia dihadapkan dengan tantangan baru, musuhnya kali ini lebih besar, lebih banyak, dan semuanya memiliki kuasa, mereka adalah mafia hukum, orang-orang yang membuat figur Themis kehilangan makna keadilannya.
Mafia hukum itu merasa terganggu dengan klien Thomas yang jujur dan berintegritas. Sehingga mereka memutuskan untuk menjatuhkan dirinya bahkan sebelum dia maju ke pemilihan presiden. Yang pertama kali mereka jatuhkan adalah Thomas, otak dari segala rencana calon presiden itu. Orang-orang itu menyelundupkan narkoba ke dalam kapal pesiar Thomas, menyebabkan dirinya, Opa, seorang pekerja bernama Kadek, dan seorang wartawan bernama Maryam harus dikurung bersama-bersama agar Thomas tidak dapat membantu kliennya untuk keluar dari cengkraman mafia hukum.
Thomas lagi-lagi memiliki waktu yang sangat sempit untuk melawan jaringan mafia hukum itu, sedangkan ada banyak pejabat dan pengusaha yang harus dia lawan, mereka semua tentu memiliki kekuasaan dan kekuatan mereka tersendiri, apalagi bedebah yang telah membuat kedua orang tuanya terbakar dahulu akhirnya muncul. Akankah dia berhasil menyelamatkan klien miliknya? Atau malah jaringan mafia hukum negeri itu yang akan menang?
Negeri di Ujung Tanduk memiliki tema hukum dan politik dengan sedikit sentuhan ekonomi. Buku ini sendiri memiliki fokus yang sama dengan Negeri Para Bedebah, yakni pelarian dan penyelamatan seseorang atau sesuatu yang dianggap oleh sang tokoh utama harus diselamatkan. Kali ini, Thomas sebagai tokoh utama tidak menyelamatkan bank milik pamannya, melainkan menyelamatkan klien dari perusahaan konsultan politik miliknya, Thomas menganggap kliennya adalah presiden yang ideal, yang dibutuhkan oleh negeri saat ini.
Sama seperti novel sebelumnya, penokohan Thomas ditulis sebagai pribadi yang tidak pernah kehabisan akal dan cara, pemberani, dan juga selalu memiliki jalan keluar untuk setiap masalah yang dirinya hadapi. Karakter Opa masih dengan sifat yang sama, ramah dan juga menyenangkan. Ada satu tokoh baru di Negeri di Ujung Tanduk, yakni seorang wartawan bernama Maryam yang terkesan ragu-ragu, dan sedikit penakut, sifatnya cukup berbeda dengan Julia di Negeri Para Bedebah yang terkesan penuh dengan inisiatif dan sedikit lebih berani, sayangnya karakter Julia hanya muncul di Negeri Para Bedebah.
Kelebihan pertama pada Negeri di Ujung Tanduk adalah alurnya yang kompleks. Dengan musuh yang lebih banyak dan kuat dari musuh yang dihadapi oleh Thomas di Negeri Para Bedebah, alur novel ini jauh lebih kompleks dan intens dibandingkan dengan alur Negeri Para Bedebah. Kisah tentang masa lalu Thomas juga dibahas dengan sedikit lebih detail di buku ini, bahwa bedebah yang telah membuat orang tua Thomas terbakar dahulu adalah seseorang yang sangat dekat dengan keluarga mereka.
Kelebihan lainnya ada pada tokoh-tokoh pendamping yang melengkapi cerita, salah satunya adalah Kris, orang yang dipekerjakan oleh Thomas pada perusahaan konsultan politik miliknya dalam bagian mencari data. Keahlian Kris dan 5 anak buahnya dalam mencari data membuat peresensi terkagum-kagum. Jangan lupakan Maryam yang walaupun penakut juga banyak membantu Thomas dalam misi penyelamatan tersebut. Lalu Maggie, sekretaris superpower yang setia menemani Thomas dari Negeri Para Bedebah, Maggie tentu banyak sekali membantu Thomas dalam penyelamatan ini, memutuskan untuk memangkas waktu istirahatnya agar dia dapat menjadi sekretaris yang baik bagi seorang Thomas.
Kekurangan Negeri di Ujung Tanduk ada pada kata-katanya yang sulit dipahami oleh orang awam. Pembahasan sulit itu berkutat di bidang hukum dan politik negeri, serta ada beberapa istilah sulit dalam bidang data yang memenuhi beberapa bab yang ada di dalam Negeri di Ujung Tanduk. Bagi pembaca yang tidak memiliki pengalaman di bidang-bidang di atas, tentu akan sedikit sulit untuk mencerna Negeri di Ujung Tanduk, dan bahkan harus sambil mencari arti dari kata yang ada. Tapi tentu ini bukanlah sebuah masalah bagi mereka yang ahli dalam bidang-bidang di atas.
Negeri di Ujung Tanduk adalah sebuah kritik sosial tentang bagaimana realita kehidupan yang terjadi di masa ini, ketika Themis telah kehilangan maknanya, ketika Themis atau Justitia tidak lagi bermakna keadilan, atau bahkan tidak ada lagi yang namanya keadilan.
Thomas adalah bedebah, dan bedebah itu-lah yang telah berusaha menyelamatkan negeri dari kangkangan mafia hukum. Ada satu pertanyaan dari saya untuk kalian, apakah Thomas tetaplah seorang bedebah setelah misi penyelamatan ini? Atau apakah dia adalah sosok hero yang kita butuhkan?
Salam Literasi.
0 komentar