
Tentang Kamu
-
Ditulis olehZuyyina Rizqa
-
Dibuat tanggal
01 Aug 2024
-
Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 3 Padang
"Bukti Nyata dari Sebuah Kesabaran"
Pada tahun 2016, Tere Liye salah seorang penulis best seller Indonesia kembali menghadirkan karyanya yang sampai saat ini laku di pasaran. Yaitu novelnya yang berjudul Tentang Kamu. Awalnya banyak pembaca yang menyangka bahwa novel ini berisi tentang kisah romansa. Namun tidak, novel ini lebih dari sekedar novel romansa.
Tentang kamu bercerita tentang seorang pengacara yang bernama Zaman Zulkarnain yang mendapat sebuah kasus tentang pembagian harta warisan dengan jumlah yang sangat besar. Harta itu dimiliki oleh seorang wanita berkebangsaan Indonesia yang bernama Sri Ningsih. Namun, pembagian ini mengalami kendala hingga melibatkan salah satu firma hukum yang cukup terkenal di Inggris. Hingga Zaman Zulkarnain ditugaskan untuk menelusuri jejak hidup dari seorang Sri Ningsih.
Jejak yang ditinggalkan oleh Sri tidak begitu banyak, tidak cukup menyelesaikan kasus yang ia miliki. Hingga Zaman pun pulang ke Indonesia untuk mencari tau siapakah Sri Ningsih, bagaimana ia bisa mendapat harta sebanyak itu, dan bagaimana bisa wanita yang memiliki warisan sebesar itu berakhir di sebuah panti asuhan di Paris? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang ada di benak Zaman. Dari sinilah perjalan Zaman dimulai.
Bagian pertama buku ini berjudul “Juz Pertama: Kesabaran (1946-1960)” disini Zaman mulai menelusuri masa kecil Sri Ningsih yang berada di sebuah pulau kecil di Indonesia. Pahit getir masa kecil Sri Ningsih muncul di bagian ini. Bagian kedua berjudul “Juz Kedua: Persahabatan (1961-1966)”. Bagian ini Zaman mengetahui kehidupan remaja Sri Ningsih. Awalnya berjalan lancar, namun menuju penghujung bagian, pembaca akan dibuat terkejut dengan perubahan suasana dan konflik yang seperti terjun bebas.
Bagian ketiga buku ini berjudul “Juz Ketiga: Keteguhan Hati (1967-1979)”. Bagian ini menceritakan kehidupan Sri Ningsih selanjutnya. Zaman awalnya mengalami kesulitan karena tidak menemukan narasumber yang bisa di wawancarai. Namun disini Zaman menemukan titik terang tentang misi yang dijalankannya. Menuju bagian terakhir, “Juz Keempat: Cinta (1980-1999)”. Pembaca akan menemukan sisi lain dari seorang Sri Ningsih. Tentang cinta, keteguhan hati serta kesabaran yang seluas samudera. Zaman menemukan hal yang tak terduga dan berbeda dari sebelumnya.
Lalu yang terakhir, “Juz Kelima: Memeluk Semua Rasa Sakit (2020)” seluruh pahit getir kehidupan Sri Ningsih bisa dibilang berakhir disini. Di bagian ini ditampilkan kehidupan Sri Ningsih menjelang akhir hayatnya. Seperti namanya, ini adalah fase dimana Sri Ningsih memeluk semua rasa sakit yang ia rasakan sedari masih kecil. Zaman juga berhasil memecahkan misteri misi yang ia lakukan, namun Zaman menemukan masalah baru. Masalah baru apa? Silahkan membaca bukunya untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kisah Sri Ningsih, bukti nyata dari sebuah kesabaran.
Novel ini dikemas dalam bentuk yang menarik dan bahasa yang mudah dipahami. Hal itu adalah ciri khas dari seorang Tere Liye. Beliau berhasil membuat pembaca terhanyut dalam setiap cerita yang ia tulis. Konflik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari namun membuat penasaran hingga ke akhir buku menjadi daya tarik tersendiri. Beragam pesan moral dapat ditemui di dalamnya, mengenai kesabaran, keteguhan hati, loyalitas, dan lain-lainnya menjadi poin utama novel ini.
Kesederhanaan Sri Ningsih serta keteguhan hatinya membuka mata saya terhadap hal-hal yang sering dianggap sepele di dunia ini. Dengan 524 halaman, novel ini cukup tebal untuk menjadi sebuah bacaan yang ringan. Namun, saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku ini karena banyak hal yang bisa dipetik dari karya Tere Liye yang satu ini.
Hal yang sangat berkesan bagi saya adalah ketika Sri Ningsih mampu memeluk semua rasa sakit yang ia rasakan. Segala trauma, kepahitan takdir, ia telan bulat-bulat demi kebahagiaan hidup. Betapa tegar dan kuat hati seorang Sri Ningsih. Tabah dalam segala ujian hidup, karena beliau yakin akan ada masa yang indah, dimana ia memetik hasil dari kesabaran tersebut. Hal itu sepatutnya kita contoh dari seorang Sri Ningsih di novel tentang kamu, ciptaan Tere Liye.
0 komentar