book

KUBAH

0
  • book
    Ditulis oleh
    Ani Firdayanti
  • Dibuat tanggal
    03 Sep 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur

       Novel ini menceritakan tentang suami istri yang sudah sah menikah dan tinggal di desa Pagetan. Tokoh utama namanya adalah Karman dan Marni adalah istrinya. Suatu ketika ada kesalahan fatal dari partai yang selalu menuntut Karman untuk menindas Haji Bakir sehingga Karman harus diasingkan dengan Marni. Pada akhirnya Karman ditempatkan di pulau baru atau yang disebut dengan pulau buangan.

Pernikahan antara Marni dan Karman memiliki tiga orang anak. Meskipun sudah memiliki tiga orang anak wajah Marni masih terlihat muda dan cantik. Banyak laki-laki yang mengidamkan Marni menjadi istrinya. Parta adalah salah satu laki-laki yang menginginkan Marni menjadi istrinya. Ia rela menceraikan istrinya demi menikahi Marni dengan alasan karena Marni lebih cantik dari pada istrinya.

Mula-mula Marni sempat menolak untuk menikah lagi karena tekad Marni pada saat itu ia akan menunggu suaminya kembali. Namun di tahun 1971 Marni memaksakan diri untuk mengubah pendiriannya karena Marni gagal untuk hidup mandiri dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ketiga anaknya. Terlintaslah pikiran di benak Marni untuk menuliskan sehelai surat yang berisi pengertian dan keikhlasan sang suami karena Marni sudah mengambil keputusan untuk menikah lagi.

Waktu menerima surat dari sang istri di pulau baru, Karman sangat bahagia karena sesuatu yang tidak ternilai harganya bagi sang suami yang sedang jauh terbuang. Tetapi ketika Karman selesai membaca surat itu Karman merasa sulit bernapas, keseimbangan batin Karman terguncang keras dan semangat hidupnya nyaris runtuh. Karman pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi Karman hanya bisa merenung dan merenung. Meski sangat berat untuk menceraikan istrinya, Karman berusaha untuk mengikhlaskan istrinya menikah lagi dengan orang yang istrinya sukai.

Karman hanya berharap ada sebuah keajaiban yang bisa merubah kehidupan Karman di hari yang akan mendatang. Setelah Marni dan Parta menikah sudah cukup lama, Marni baru merasakan ada kejanggalan-kejanggalan aneh mulai bermunculan. Marni sangat takut dengan ancaman-ancaman yang diberikan oleh suaminya saat ini. Marni mengakui bahwa dirinya menyesal karena telah menikah lagi. Andai waktu bisa diulang Marni tidak akan menikah lagi dan meninggalkan Karman pada saat itu. Marni sangat menginginkan keluarga kecilnya yang utuh seperti dulu tapi itu semua sudah terlambat.

Setelah sekian lamanya 12 tahun di pulau buangan akhirnya Karman bisa kembali pulang kerumah. Kabar kepulangan Karman di desa Pagetan sudah tersebar bahkan sudah sampai di desa seberang kali. Marni yang memang masih mempunyai rasa terhadap mantan suaminya itu Marni tegak terpaku pandangannya menerawang dan kosong ketika mendengar kabar tersebut. Marni memberanikan diri untuk meminta izin ke suaminya yang saat ini dan mengatakan bahwa Marni hendak menjenguk mantan suaminya.

Ketika sang suami sudah memberikan izin, Marni dan anak-anaknya langsung bergegas menuju rumah Karman. Sesampainya di rumah mantan suami Marni seketika menjadi pusat perhatian oleh semua orang yang berada di sana. Marni sangat gugup dengan tangan yang sudah gemetar lama-lama tubuhnya goyang akhirnya Marni roboh dan jatuh pingsan. Setelah Marni siuman banyak ungkapan dan kata maaf yang diluapkan oleh Marni. Keinginan untuk bersatu lagi sudah tidak bisa karena dunia berkata lain.

Hanya penyesalan dan penyesalan yang menyelimuti diri Marni. Singkat cerita Karman sudah memaafkan semua kesalahan Marni. Dari ketiga anak mereka salah satunya Tini ia tinggal bersama Karman. Suatu malam ada pemuda dari cucu Haji Bakir yang bernama Jabir hendak melamar Tini. Lamaran itu diterima dengan sangat baik dan keluarga yang berkumpul langsung mencari hari dan tanggal yang baik untuk melaksanakan pernikahan Tini dan Jabir.

Haji Bakir adalah orang yang ditindas Karman pada beberapa tahun lalu sehingga Karman sempat diasingkan di pulau buangan. Namun Haji Bakir tidak memiliki dendam apapun kepada Karman, dan kini ternyata orang tua itu akan menjadi besannya.  Karman memberanikan diri meminta bagianya yakni menyanggupi untuk membuat kubah masjid Haji Bakir. Masjid yang akan dibangun oleh Karman tersebut sudah tua, temboknya rapuh, dan tampak retak-retak. Keinginan Karman mendapat sambutan. Karman menganggap pekerjaan membuat kubah itu sebagai kesempatan yang istimewa.

Sepersen pun ia tak mengharapkan upah Karman hanya ingin memberi jasa. Hasil kubah tersebut menjadi sebuah mahkota masjid yang sangat indah dan sempurna. Hal yang saya ambil dari novel ini yakni jangan pernah menindas seseorang hanya karena sebuah jabatan, karena penyesalan ada diakhir. Kelebihan pada novel ini mengajarkan anak remaja untuk setia pada pasangannya apapun masalahnya harus dihadapi bersama jangan asal mengambil keputusan jika tidak ingin penyesalan menjadi jalanya.

Judul Buku KUBAH
Penulis AHMAD TOHARI
ISBN 978-979-22-8774-5
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2015
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 211

0 komentar

Buat komentar