
Bungkam Suara
-
Ditulis olehElvira Raisya Julfi
-
Dibuat tanggal
06 Sep 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
"Nyalakan api. Terangi, atau bakar. Tak banyak yang ingin menerangi. Jangan biarkan dirimu jadi yang membakar." -Bungkam Suara, 364.
Novel satire politik karya J.S Khairen, Bungkam Suara terbit pada tahun 2023 melalui salah satu penerbit mayor Indonesia, Grasindo. Novel 366 halaman ini menawarkan cerita mengenai NKAL (Negara Kesatuan Adat Lemunesia) yang membelenggu rakyatnya untuk tidak dapat berbicara bebas kecuali di satu hari yang akan diadakan satu kali setiap tahun, yakni Hari Bebas Bicara. Unsur fiksi ilmiah juga kental tertuang di dalam karya sastra ini, NKAL adalah negara dystopian yang memiliki banyak aturan aneh dan penuh dengan paradoks.
Pernahkah kamu terpikirkan hidup di dunia yang tertutup? Dalam artian kamu sebagai penduduk dari negara tersebut tidak akan pernah tahu tentang dunia luar, tentang negara-negara lain yang ada di bumi ini. Itu adalah kehidupan yang selama ini Jujur Timur dan keluarganya hadapi di Negeri Kesatuan Adat Lemunesia atau NKAL yang juga sering dipleseti menjadi NAKAL oleh penduduknya.
Di Bungkam Suara, kita akan berkenalan dengan keluarga Timur yang mengalami kesulitan karena ayah mereka Hendi Timur ditangkap setelah melakukan kejahatan tingkat tinggi di NKAL. Alhasil Timmy serta Ibunya harus banting tulang bekerja di sebuah kebun durian yang ada di salah satu distrik di NKAL. Padahal dahulu Timmy memiliki karir cemerlang sebagai asisten dosen di universitas ibukota NKAL.
Namun, kebenaran akan terus hidup. Ketika hidup keluarganya di ujung tanduk, Timmy ditemui oleh seseorang yang mengajaknya bergabung ke sebuah perkumpulan rahasia yang membuat mesin propaganda otak melalui media massa. Di perkumpulan ini, Timmy akan mengetahui banyak rahasia, plot twist yang tidak dia ketahui sebelumnya. Dia diberikan satu tugas di perkumpulan itu, dengan iming-iming ayahnya akan keluar dari penjara jika tujuan perkumpulan itu tercapai. Apa tugas yang diberikan untuk Timmy? Akankah Timmy berhasil menyelesaikan tugasnya? Dan sebenarnya apa tujuan dari perkumpulan itu?
Bungkam Suara bukan hanya novel dystopian belaka, melainkan juga sebuah kritik sosial yang tajam terhadap isu-isu politik yang J.S Khairen angkat seperti penyalahgunaan kekuasaan, manipulasi media massa, serta pentingnya kebebasan untuk berekspresi. Novel ini penuh dengan simbolisme dan metafora, contohnya saja Hari Bebas Bicara yang lebih dari sekedar hari biasa di NKAL. Hari Bebas Bicara adalah simbolisme dari kebebasan berdemokrasi, berpendapat, juga bersuara, hari di mana suara rakyat tak lagi dibungkam, hari di mana semua hal yang kamu ucapkan secara usil takkan pulang membawa kesialan bagimu. Selain mengangkat isu politik, Bungkam Suara juga mengangkat isu teknologi, di mana teknologi dijadikan alat oleh pemerintahan untuk mengawasi, mengontrol, bahkan mengancam para rakyat di NKAL.
Pengembangan karakter Jujur Timur juga perlu disorot. Bagaimana kerasnya kehidupan di NKAL membuatnya berubah, membuatnya menjadi berani untuk melawan otoritas yang jauh lebih besar dan berkuasa dibandingkan dirinya. Selain pengembangan karakter, gaya bahasa Khairen juga perlu kita bahas di sini. Walaupun mengangkat tema yang cukup berat, Khairen berhasil menghadirkan sedikit bumbu komedi ke dalam Bungkam Suara. Contohnya akronim-akronim lucu seperti KESELEKSETAN (Kementerian Seluruh Ekosistem, Selat, Laut dan Hutan) juga PEMPEKMAHAL (Kementerian Pembangunan, Pekerjaan Umum, Rumah, dan Jalan)
Kelebihan yang harus disorot dari J.S Khairen adalah effort-nya untuk menghadirkan quotes-quotes menarik di permulaan episode. Yang menurut saya paling menarik adalah quotes yang saya hadirkan di awal resensi, berasal dari halaman 364 bagian epilog. Selain itu kelebihan dapat dilihat dari pengembangan dunia yang kuat dan mendalam. Menciptakan dunia fiksi yang kompleks dari segala sisi bukanlah hal yang mudah tapi J.S Khairen berhasil menghadirkan NKAL dalam Bungkam Suara dengan pembahasan yang mendalam. Novel ini juga dengan beraninya mengkritik elit atau pemerintahan yang berani melakukan penyalahgunaan kekuasaan seperti yang dilakukan oleh petinggi dari NKAL. Kita juga dapat belajar tentang pentingnya kebebasan berdemokrasi di dalam Bungkam Suara. Kelebihan lain tentu dapat kamu dapatkan setelah menyelesaikan Bungkam Suara.
Sayangnya, novel sebagus Bungkam Suara memiliki kekurangan dari segi kompleksitas karakter pendamping yang kurang mendalam serta terlalu datar dan stereotipikal. Selain itu, beberapa pembaca termasuk saya sendiri merasa ada beberapa saat di mana plot Bungkam Suara terasa terburu-buru terutama di bagian-bagian akhir yakni klimaks dan resolusi. Ending yang dihadirkan oleh Khairen juga kurang memuaskan bagi pembaca dan terkesan sangat menggantung. Mungkin karena memang novel Bungkam Suara akan bersambung ke Bungkam Rakyat yang sayangnya belum memiliki kabar akan terbit sampai sekarang.
Bungkam Suara karya Jombang Santani Khairen adalah novel yang sangat saya rekomendasikan kepada generasi muda agar dapat mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya kebebasan berekspresi dan keberanian untuk melawan otoritas yang terasa lebih kuat dan berkuasa. Tapi tahukah kamu? Otoritas tertinggi berada di tangan rakyat. Dan ketika suara rakyat telah dibungkam, yang kita miliki hanyalah satu, yakni keberanian untuk melawan.
Sampai jumpa di Bungkam Rakyat.
Salam Literasi.
0 komentar